Perempuan ku
Sayangku
andaipun kau pahami
menuntut ilmu bukanlah hanya sekedar berusaha,
memperoleh selembar kertas legitimasi akademisi,
tidak hanya sekedar meraih prestasi nilai tertinggi,
melainkan lebih dari semua itu.
Sayangku
sejatinya buah hatimu tak ingin sampai kau pahami perihal demikian,
sebenarnya buah hatimu sedikit tenang bila kau tak mengenal "dia".
Yah,
"dia" si beban pundak yang tak berwujud namun bervolume,
si beban hati yang tak berwujud namun mempunyai massa,
si beban akal yang tak teraba, namun kerab hadir menyapa.
Sayangku
untuk perihal si "dia" jangan lagi kau coba pahami,
cukup si buah hati yang mengerti.
Sayangku
kebun dan ladang lebih indah bila di bajak
karena banyak menyimpan rahasia hidup dan kehidupan
bukan kah kita bersal dari tanah?
maka bajaklah ia dengan kasih sayangmu,
demi kehidupan tunas muda dan si buah hati.
Sayangku
kerutan semakin banyak di pipi kalian,
tenaga semakin berkurang aku lihat,
mungkin kalian terlalu lelah
maka membajaklah secukupnya.
Perihal si "dia" biar si buah hati yang membawanya
tak usah lagi kalian yang menanggungnya.
Sayangku
kau masih melihat lambaiyan pepohanan di halaman rumah?
kau masih meraskan hembusan angin di beranda?
Semoga, karena itu rindu yang ingin diungkapkan
dari yang menyebutmu Sayangku.
_4 juli 2017_
Komentar
Posting Komentar