ADA JIWA YANG TAK LAGI BERGELORA

telah redup kah api
telah ciut kah badai
tak terbit lagi kah mentari
telah mangkat kah nurani

aku tak merasakannya lagi

lumpuh kakiku
tak mampu lagi melangkah
lumpuh tanganku
tak lagi mampu mengkepal

akupun tahu ini inginmu

buta mataku
tak lagi sanggup memandang derita mereka
tuli telingaku
tak sanggup mendengar jeritan mereka

inilah yang tuan inginkan

terjerat di kubang penindasan
hanya mampu bergerak tunduk
harapan kamipun kau tentukan
hingga mati dengan perlahan
tak bisa kami hindarkan


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menunggu