BERPOLITIK DEMI APA DAN UNTUK SIAPA
BERPOLITIK DEMI APA DAN UNTUK SIAPA
oleh: MR_
_Negeri Indonesia tegak berdiri di atas gugusan ribuan pulau yang saling terpisah namun memilih menyatu dalam dekapan ibu Pertiwi._
_Negeri Indonesia terlihat tampan dan cantik rupawan berhias beragam suku serta budayanya._
_Negeri Indonesia tak lekang oleh gelapnya kebiadaban zaman sebab pluralnya keyakinan yang ada laksana lilin lilin tiada padam menerangi jalan._ (mr_)
Sajak singkat dalam menggambarkan keistimewaan anugerah yang Maha Kuasa turunkan kepada Negeri Indonesia yang sangat langka manusia jumpai di Negeri lain. Sebuah kebanggaan bagi kita sebagai satu kesatuan bangsa yang memiliki keistimewaan ini dan tentunya patut kita syukuri dengan tanpa merendahkan bangsa bangsa yang lain. Sejalan pada cara pandang Bung Karno yang mengatakan Rakyat Indonesia haruslah memiliki jiwa Nasionalisme atau kecintaan yang tinggi terhadap Indonesia namun tetap menghormati bangsa yang lainnya dan bukan menanam nilai Chauvinisme.
Keindahan Negeri Indonesia yang telah terkonstitusi selama 73 tahun lamanya bukanlah sebuah arti bahwa Indonesia belum pernah tersentuh oleh arus gelombang perpecahan. Sebab karena sejara kita dapat menilik propaganda perpecahan yang di bawa oleh pemerintah kolonial Belanda didalam strategi politik devide et Impera nya. Kita pula dapat melihat pemberontakan Partai Komunis Indonesia dan pemberontakan Darul Islam Indonesia serta arus pemberontakan pada ranah sektoral ke daerahan semisal, Gerakan Aceh Merdeka, Rupublik Maluku Selatan dan Organisasi Papua Merdeka yang disinyalir masih bergerak dibawah tanah menunggu bom waktu meledak lalu menampakkan kembali diri mereka ke atas permukaan.
Kehidupan sosial dalam berbangsa yang teramat plural adalah sebuah keindahan nan istimewh yang dimiliki bangsa Indonesia. Akan tetapi, perlu kita pahami bersama sama bahwa sanya ke Bhinekaan bangsa Indonesia sejatinya menjadi titik vital dari ketidak sempurnaan bangsa Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu, maka tak wajar bilamana ada begitu banyak oknum kelompok yang hendak melancarkan serangan gelombang perpecahan tepat pada titik vital sebagai mana yang telah penulis terangkan di atas.
Sehingga, sarana atau media yang paling efektif untuk sekarang ini digunakan demi menggerogoti Kesatuan bangsa Indonesia, itu kemudian ialah politik yang beridentitas satu kelompok saja. Sehingga tak diherangkan jika masa dewasa kini, ada begitu banyak kelompok kelompok yang secara kasat penulis melihatnya telah dirasuki paham Chauvinisme dimana satu kelompok tersebut ingin selalu tampil terdepan membawa arogansi kecintaannya pada Indonesia dan menganggap rendah kecintaan kelompok kelompok lainnya.
Sehingga aksi aksi yang sarat akan arogansi itu tak jarang menimbulkan konflik konflik sosial yang bersifat Horizontal di tubuh Bangsa Indonesia itu sendiri, apalagi dalam momentum Pemilu yang tengah kita hadapi saat sekarang ini. Sebagaimana perilaku para aktor aktor elit politik yang mempertontonkan proses berdemokrasi tidak secara sehat, tidak mendidik dan bahkan tidak membangun pola pikir masyarakat Indonesia dalam memahami politik itu sendiri sebagai sebuah jalan untuk mencapai cita cita bersama yakni kesejahteraan rakyat dalam berbangsa dan bernegara, sebagaimana yang telah diuraikan oleh tokoh pemikir sekaliber Aristoteles.
Oleh sebab itu, penulis mengajak kepada seluruh kalangan pemuda khususnya yang sempat membaca tulisan ini. Agar kiranya kita bersama sama mengawal jalannya proses proses demokrasi di Negeri ini secara sehat dan bersih demi terwujud sebuah tatanan pemerintahan yang bersih pula (Good Governance) dan tetap merawat persatuan bangsa dalam kebhinekaan, bukan malah terbawa arus dogmatis politik identitas lalu saling mengebiri sesama bangsa sendiri.
_"Indonesia butuh solusi, bukan wacana adu bully. Indonesia tak lagi butuh janji, melainkan kerja pasti, demi meretas segala kesenjangan yang terjadi"._
Akhir kata dari penulis, Semoga bermanfaat.
oleh: MR_
_Negeri Indonesia tegak berdiri di atas gugusan ribuan pulau yang saling terpisah namun memilih menyatu dalam dekapan ibu Pertiwi._
_Negeri Indonesia terlihat tampan dan cantik rupawan berhias beragam suku serta budayanya._
_Negeri Indonesia tak lekang oleh gelapnya kebiadaban zaman sebab pluralnya keyakinan yang ada laksana lilin lilin tiada padam menerangi jalan._ (mr_)
Sajak singkat dalam menggambarkan keistimewaan anugerah yang Maha Kuasa turunkan kepada Negeri Indonesia yang sangat langka manusia jumpai di Negeri lain. Sebuah kebanggaan bagi kita sebagai satu kesatuan bangsa yang memiliki keistimewaan ini dan tentunya patut kita syukuri dengan tanpa merendahkan bangsa bangsa yang lain. Sejalan pada cara pandang Bung Karno yang mengatakan Rakyat Indonesia haruslah memiliki jiwa Nasionalisme atau kecintaan yang tinggi terhadap Indonesia namun tetap menghormati bangsa yang lainnya dan bukan menanam nilai Chauvinisme.
Keindahan Negeri Indonesia yang telah terkonstitusi selama 73 tahun lamanya bukanlah sebuah arti bahwa Indonesia belum pernah tersentuh oleh arus gelombang perpecahan. Sebab karena sejara kita dapat menilik propaganda perpecahan yang di bawa oleh pemerintah kolonial Belanda didalam strategi politik devide et Impera nya. Kita pula dapat melihat pemberontakan Partai Komunis Indonesia dan pemberontakan Darul Islam Indonesia serta arus pemberontakan pada ranah sektoral ke daerahan semisal, Gerakan Aceh Merdeka, Rupublik Maluku Selatan dan Organisasi Papua Merdeka yang disinyalir masih bergerak dibawah tanah menunggu bom waktu meledak lalu menampakkan kembali diri mereka ke atas permukaan.
Kehidupan sosial dalam berbangsa yang teramat plural adalah sebuah keindahan nan istimewh yang dimiliki bangsa Indonesia. Akan tetapi, perlu kita pahami bersama sama bahwa sanya ke Bhinekaan bangsa Indonesia sejatinya menjadi titik vital dari ketidak sempurnaan bangsa Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu, maka tak wajar bilamana ada begitu banyak oknum kelompok yang hendak melancarkan serangan gelombang perpecahan tepat pada titik vital sebagai mana yang telah penulis terangkan di atas.
Sehingga, sarana atau media yang paling efektif untuk sekarang ini digunakan demi menggerogoti Kesatuan bangsa Indonesia, itu kemudian ialah politik yang beridentitas satu kelompok saja. Sehingga tak diherangkan jika masa dewasa kini, ada begitu banyak kelompok kelompok yang secara kasat penulis melihatnya telah dirasuki paham Chauvinisme dimana satu kelompok tersebut ingin selalu tampil terdepan membawa arogansi kecintaannya pada Indonesia dan menganggap rendah kecintaan kelompok kelompok lainnya.
Sehingga aksi aksi yang sarat akan arogansi itu tak jarang menimbulkan konflik konflik sosial yang bersifat Horizontal di tubuh Bangsa Indonesia itu sendiri, apalagi dalam momentum Pemilu yang tengah kita hadapi saat sekarang ini. Sebagaimana perilaku para aktor aktor elit politik yang mempertontonkan proses berdemokrasi tidak secara sehat, tidak mendidik dan bahkan tidak membangun pola pikir masyarakat Indonesia dalam memahami politik itu sendiri sebagai sebuah jalan untuk mencapai cita cita bersama yakni kesejahteraan rakyat dalam berbangsa dan bernegara, sebagaimana yang telah diuraikan oleh tokoh pemikir sekaliber Aristoteles.
Oleh sebab itu, penulis mengajak kepada seluruh kalangan pemuda khususnya yang sempat membaca tulisan ini. Agar kiranya kita bersama sama mengawal jalannya proses proses demokrasi di Negeri ini secara sehat dan bersih demi terwujud sebuah tatanan pemerintahan yang bersih pula (Good Governance) dan tetap merawat persatuan bangsa dalam kebhinekaan, bukan malah terbawa arus dogmatis politik identitas lalu saling mengebiri sesama bangsa sendiri.
_"Indonesia butuh solusi, bukan wacana adu bully. Indonesia tak lagi butuh janji, melainkan kerja pasti, demi meretas segala kesenjangan yang terjadi"._
Akhir kata dari penulis, Semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar