ADA JIWA YANG TAK LAGI BERGELORA
telah redup kah api telah ciut kah badai tak terbit lagi kah mentari telah mangkat kah nurani aku tak merasakannya lagi lumpuh kakiku tak mampu lagi melangkah lumpuh tanganku tak lagi mampu mengkepal akupun tahu ini inginmu buta mataku tak lagi sanggup memandang derita mereka tuli telingaku tak sanggup mendengar jeritan mereka inilah yang tuan inginkan terjerat di kubang penindasan hanya mampu bergerak tunduk harapan kamipun kau tentukan hingga mati dengan perlahan tak bisa kami hindarkan